Cucu sulung keluarga Gu, Gu Arsan, sangat membutuhkan transplantasi sumsum tulang belakang. Nyonya Tua Gu, yang keras kepala dan menganut pandangan patriarki, memaksa cucu perempuannya yang lain, Gu Rendra, untuk menjadi donor. Akibatnya, Gu Rendra “meninggal” secara misterius — kedua matanya ditusuk hingga buta, lalu tubuhnya dibuang ke tepi sungai. Takdir membawanya diselamatkan dan diadopsi oleh seorang pemulung bernama Fang Rani, yang memberinya nama baru: Fang Melia. Enam belas tahun berlalu. Tanpa sengaja, Fang Melia terlibat konflik dengan Gu Syaira, putri angkat keluarga Gu. Sejak itu, ia harus menanggung cemoohan, hinaan, dan perlakuan tidak adil dari keluarga Gu — tanpa siapa pun menyadari siapa dia sebenarnya. Lebih buruk lagi, ibu angkatnya didiagnosis menderita kanker lambung. Demi biaya pengobatan, Fang Melia memilih bertahan, menahan sakit hati dan perlakuan kejam demi sedikit harapan. Sementara itu, keluarga Gu tak pernah berhenti mencari putri kandung mereka yang telah lama “hilang”... Tak ada yang menyangka, gadis yang mereka rendahkan selama ini justru adalah darah daging mereka sendiri — Gu Rendra. Akankah kebenaran terungkap? Akankah penyesalan datang terlambat?